Monday, July 20, 2015

Marry Young, Marry Late, or Remain Single

Dalam setiap kelas BaZi yang saya adakan, ada suatu hal yang selalu dibawa oleh peserta workshop walaupun saya tidak menginformasikannya. Apa ya kira-kira?.....Ya, benar, data tanggal lahir sekeluarga.

Apa kegunaannya? Sebagai contoh soal dalam menganalisa dan mencocokan dengan apa yang telah dan akan dialaminya. Baik kepribadian sampai perihal relationship atau hubungan dalam hal ini jodoh dan pernikahan.

Dalam membahas BaZi, kita bisa mencari elemen yang merepresentasikan pasangan dan bagaimana hubungan dengan pasangan serta hubungan dengan mertua........salah satu bagian yang juga menarik...karena mertua berarti mereka sebagai orangtua bagi pasangan anaknya. 

Pembahasan berikutnya yang juga tak kalah seru adalah kapan waktunya anak-anak menikah. Mengapa pertanyaan tersebut sangat menggugah para peserta?

Karena ada pergeseran nilai terhadap arti dari berkeluarga, jika kita pernah mendengar cerita dari para orang tua jaman dahulu, mereka menikah dengan tidak ada modal, yang ada adalah niat, komitmen, serta kebersamaan, mereka berjuang dari bawah dan bersama menuju kesuksesan yang diharapkan dan dicita-citakan.

Namun saat ini, nilai itu mungkin masih ada, namun tidaklah sekuat dahulu, karena dengan berkembangnya teknologi yang sedikit banyak mempengaruhi gaya hidup sang anak, sehingga sang anak yang rata-rata hidup sudah berkecukupan, melihat perihal lain yang lebih penting seperti finansial, dan juga karir pasangan atau karir dirinya sendiri untuk mendukung keluarga yang akan dijalaninya sehingga tetap mendapat tingkat kenikmatan yang sama dan bahkan lebih baik.

Betul atau salah, itu bisa mengundang perdebatan panjang, namun itulah konteks nilai kekininan yang banyak menjadi tolak ukur dalam membentuk sebuah keluarga. 

Lalu apa yang menjadi permasalahannya adalah kapan sang anak akan fokus berkeluarga? 

Dalam BaZi, seseorang akan menikah atau tidak dapat ditilik dari komposisi elemen yang merepresentasikan pasangannya (istri atau suami), jika kehadiran elemen ini tidak kuat, maka masa pacaran dan kelanjutan pernikahan perlu diperjuangkan, namun sebaliknya jika terlalu mendominasi bisa saja kejadian yang membuat comfort zone atau zona nyaman yaitu kebingungan memilih calon, karena saking mudahnya mendapatkan pasangan. 

Selain elemen pasangan juga dianalisa faktor kepribadian diri sendiri dan pasangan serta kecenderungan senang dengan hidup kesendirian. Semua indikasi ini diformulakan dan tentunya dianalisa bersama faktor waktu, sehingga menjadi menarik.

Faktor waktu pada akhirnya yang melengkapi apakah sang pasangan sangat kuat hadir untuk kita ataukah sang pasangan hanya "numpang lewat" saja, sehingga analisa BaZi terhadap waktu terjadinya pernikahan memiliki akurasi yang tinggi.

Apa kegunaan untuk mengetahui waktu pernikahan sang anak? Yang pasti tujuan mereka adalah mempersiapkan sang anak siap dalam segala hal, jika menikah muda, berarti memberikan value atau nilai yang tepat dan membuat sang anak dewasa dalam menjalaninya pernikahannya. 

Jika dalam BaZi, diindikasikan menikah di usia yang lebih matang (marry late), juga mempunyai tujuan tertentu, yaitu sang anak agar lebih dewasa dan siap dalam berkeluarga nantinya. Dalam kasus-kasus klien yang indikasi marry late, pada umumnya pernikahannya langgeng jika dilangsungkan pada usia yang matang, namun jika sang pemilik chart menikah di waktu sebelumnya, berdasarkan pengalaman dari kasus klien saya, perjalanan keluarganya mengalami turbulensi, sebagian besar berakhir dengan perceraian.


Dari semua itu, yang utama dan perlu dipertimbangkan adalah nilai-nilai yang ditanamkan sejak kecil oleh sang orang tua, budaya masyarakat dan apa yang dipahami baik oleh sang anak. Karena nilai yang kuat memberi faktor yang berpengaruh besar dalam upaya mempertahankan sebuah pernikahan.

Akhir kata, marry young, marry late atau remain single dalam BaZi mengindikasikan kapan kita siap dan dewasa untuk memulai berkeluarga sehingga hubungan yang dijalani menjadi abadi sampai waktu berakhirnya hidup kita. Amin. (WJS)

No comments:

Post a Comment