Suatu siang hari saya bertemu dengan dua (2) orang calon
klien, mereka menceritakan masalah yang dihadapinya saat ini. Masalah utama
yang terkait dengan keuangan. Lalu salah satunya mulai menceritakan bahwa lima
(5) tahun yang lalu pernah juga menggunakan jasa praktisi metafisik untuk
menganalisa tanggal lahir keluarganya dengan metode "Zi Wei Dou Shu".
Dari dua (2) orang praktisi yang membacakan analisa tanggal lahir anaknya, mereka mempunyai analisa yang berbeda, praktisi pertama mengatakan anak pertama lebih "hoki", sedang praktisi kedua mengatakan anak kedua lebih "hoki". Sang ayah sebagai klien jadi bingung, lalu sang klien menanyakan kepada saya yang mana yang benar?
Mulailah saya menerangkan apa yang dimaksud "hoki". Hoki lebih sering diasosiasikan dengan makna keberuntungan, kata hoki tidak bisa terlepas dari konteksnya, ada konteks waktu, tempat, lingkungan dan lainnya. Sehingga harus dijelaskan dulu apa konteksnya. Misalkan jika dikatakan hoki karena memiliki istri yang baik, yang akan mendukung sang suami itu akan lebih jelas. Ada lagi yang bilang hoki karena akan menjadi seorang direktur di perusahaan besar. Ada lagi yang bilang hoki karena tidak pernah mengalami masalah besar. Bagi seorang klien yang sudah memiliki harta lima (5) miliar akan mengatakan mendapatkan uang 100 juta adalah Hal biasa. Namun untuk karyawan bergaji 10 juta jika mendapatkan 20 juta akan berkata hokinya sedang bagus.
Dari dua (2) orang praktisi yang membacakan analisa tanggal lahir anaknya, mereka mempunyai analisa yang berbeda, praktisi pertama mengatakan anak pertama lebih "hoki", sedang praktisi kedua mengatakan anak kedua lebih "hoki". Sang ayah sebagai klien jadi bingung, lalu sang klien menanyakan kepada saya yang mana yang benar?
Mulailah saya menerangkan apa yang dimaksud "hoki". Hoki lebih sering diasosiasikan dengan makna keberuntungan, kata hoki tidak bisa terlepas dari konteksnya, ada konteks waktu, tempat, lingkungan dan lainnya. Sehingga harus dijelaskan dulu apa konteksnya. Misalkan jika dikatakan hoki karena memiliki istri yang baik, yang akan mendukung sang suami itu akan lebih jelas. Ada lagi yang bilang hoki karena akan menjadi seorang direktur di perusahaan besar. Ada lagi yang bilang hoki karena tidak pernah mengalami masalah besar. Bagi seorang klien yang sudah memiliki harta lima (5) miliar akan mengatakan mendapatkan uang 100 juta adalah Hal biasa. Namun untuk karyawan bergaji 10 juta jika mendapatkan 20 juta akan berkata hokinya sedang bagus.
Jadi jangan sampai menanyakan ke praktisi sekadar hoki atau tidak, namun pertanyaannya harus lebih jelas, misalnya apakah pekerjaan saya di bidang properti akan optimal? Lalu kapan masa terbaik saya untuk mulai berusaha atau ekspansi? Sehingga pertanyaannya menjadi spesifik dan sang praktisi tentunya juga akan menjawab dengan detil.
Sebaiknya seorang klien jangan senang dulu dengan kata hoki, dan sudah selayaknya meminta penjelasan lebih untuk analisanya berdasarkan kejadian atau peristiwa yang akan dijalaninya. Hoki akan menjadi relatif terkait konteks yang sudah kita alami.
Seperti halnya kita belajar dan bertanya ke seorang guru atau mentor, apakah saya hoki? Tentunya akan bingung menjawabnya, namun jika pertanyaannya adalah apa talenta saya dan bagaimana mengoptimalkannya. Sang mentor akan menjawab dengan jelas dan spesifik.
Setiap kali bertemu dengan orang atau klien baru, saya seringkali diperkenalkan sebagai praktisi Feng Shui, dan setiap kali juga saya ditanya dan mengintroduksi apa sebenarnya yang perlu diperhatikan dalam menggunakan jasa praktisi. Karena itu mengajarkan ilmu ini bagian yang tidak terpisahkan dari upaya untuk memberikan pemahaman agar klien tahu persis apa yang benar dan tidak terjebak ke dalam hal-hal yang mistik.
Dalam ilmu BaZi, kita bisa mengetahui siklus kehidupan kita, yaitu kapan kita sebaiknya mengoptimalkan usaha kita, dan juga kapan kita harus bersikap konservatif dalam pengembangan bisnis kita sehingga memberikan "hoki" yang optimal. (WJS)
No comments:
Post a Comment